Kamis, 08 Maret 2012

KAMPUNGKU DARI MASA KE MASA

Simpang Lima Purwodadi

Raden Adipati Ario Soenarto, Bupati Grobogan 1930

Mas Notokoesoemo, Wedana Kradenan 1917




Seputar Kradenan




Seputar Kuwu

Jl. Kuwu Sragen Km. 1o longsor

Jalan longsor sebelum jembatan di Dongglundung Pulorejo Kalisari





Bledug Kuwu


Pemandangan di Kecamatan Kradenan, Grobogan dimana sepeda masih menjadi transportasi utama disana.

Waduk Nglangon

WADUK SIMO

Dari berbagai sumber Baca selengkapnya BEN JAYA Public Computer Service: Maret 2012

Pengeboman Stasiun Kradenan


Antara akhir tahun 1945 atau awal tahun 1946 Desa Kradenan dibom. Desa Kradenan terletak di Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Saya tidak menemukan tanggal pasti kapan kejadian pengeboman ini. Saya menduga pengeboman ini berhubungan dengan kedatangan tentara Sekutu ke Indonesia. Mungkin berhubungan dengan kejadian 10 November di Surabaya.

Beginilah cerita yang saya dapatkan dari emak, engkong dan mama saya:

Pasar Kradenan mulai ramai. Emak sedang bersiap untuk pergi ke pasar. Semua dagangan telah disiapkan sore sebelumnya. Sungali dan dua kuli lainnya sudah siap untuk mengantar dagangan tersebut ke pasar. Namun mama rewel dan menangis terus. Saat itu mama berumur sekitar 5 tahunan. Emak mencoba untuk menenangkan mama. Namun mama terus saja menangis. Hal tersebut membuat emak jengkel. Dia memerintahkan Sungali dan dua kuli lainnya untuk segera berangkat ke pasar. Sementara emak masih berupaya untuk menenangkan mama. Tiba-tiba BUMMMM, ledakan keras terdengar dari arah stasiun kereta dan BUMMMM – BUMMMMM terdengar dua ledakan lainnya terjadi di jalan kearah pasar di dekat gudang depo. Emak segera berlari keluar. Engkong yang sadar bahwa ada bahaya besar, segera mencegah emak untuk keluar rumah.

Tiga buah bom besar jatuh. Stasiun kereta hancur. Gudang kereta api yang kami sebut depo lolos dari bom. Dua bom yang sepertinya diarahkan ke depo, jatuh di jalan pasar yang penuh manusia. Jalan menuju pasar melewati halaman gudang depo kereta api, sehingga para pedagang yang sedang mengangkut dagangan dan orang kampung yang sedang menuju pasar menjadi korban. Dua kuli yang membawa dagangan emak hancur lebur tubuhnya, sementara Sungali selamat karena dia berangkat agak lambat. ”Kami tak bisa menemukan mayatnya. Hanya beberapa gumpal daging yang tersisa. Bahkan ada beberapa daging yang berada di atas pohon trembalo. Banyak korbannya”, kata emak saya saat dia menceritakan peristiwa tersebut.

Berbagai versi mengapa Desa Kradenan dibom adalah karena tentara Sekutu ingin menghancurkan jaringan kereta api (stasiun dan depo) yang merupakan alat tarnsportasi minyak dari Cepu. Ada juga yang mengatakan bahwa pengeboman tersebut sebenarnya ingin menghancurkan Tempat Penimbunan Kayu (TPK) yang merupakan sumber ekonomi RI, tetapi meleset. TPK terletak sekitar 150 meter dari jalan pasar yang dibom. Cerita lainnya mengatakan bahwa Sekutu menduga para pejuang bersembunyi di rerimbunan pohon-pohon trembesi yang ada di TPK. Mana yang benar? Saya tidak mendapatkan info yang sahih tentang hal ini.

Di tempat dimana bom tersebut jatuh kini didirikan Tugu Pahlawan. Tugu ini dibangun pada tahun 1958. Seingat saya, dulu tertera tanggal pengeboman, tetapi kini tanggal tersebut telah hilang.

Beberapa hari setelah peristiwa pengeboman, ada perintah untuk masing-masing rumah membuat lubang persembunyian yang diatasnya ditutup dengan batang pisang. Engkong membuat lubang yang cukup besar disamping toko. Begitu ada suara pesawat terbang, mereka berhamburan sembunyi di lubang tersebut.

Suatu hari saat Pak Haji Nurrohmad berkunjung ke toko engkong, tiba-tiba ada suara pesawat. Keluarga engkong lari ke lubang, sementara Pak Haji malah keluar. Akibatnya dia tertembak di bagian pantatnya. Darah menghambur. Setelah pesawat menghilang, engkong menarik Pak Haji yang kesakitan ke dalam lubang persembunyian. Dilepasnya baju mama dan dipakai untuk menyumbat luka di bagian pantat Pak Haji. Pada saat maghrib Pak Haji dipikul di atas dipan untuk diantar ke rumah Pak Mantri Jasman, suami bidan Dinah. Sejak itu Pak Haji sangat sayang kepada mama. Bahkan mama dianggapnya anaknya sendiri. Setiap lebaran, mama selalu mendapat baju baru dari Pak Haji.

Sumber : http://baltyra.com/2012/01/27/pengeboman-stasiun-keradenan/#ixzz1oUMBBgOM Baca selengkapnya BEN JAYA Public Computer Service: Maret 2012

Foto Bledug Kuwu dari Jaman Kumpeni

Dari sebuah link yang berisi foto Bledug Kuwu di jaman penjajahan Belanda, saya lalu melakukan pencarian untuk kampung kelahiran saya, Purwodadi.

Salah satu hasilnya adalah beberapa foto Bledug Kuwu, sebuah situs mud volcano yang menurut mitos merupakan jalur keluarnya Baru Klinthing (ular raksasa yang mengaku sebagai anaknya Aji Saka) setelah berhasil membunuh siluman buaya putih di pantai selatan.

Bledug Kuwu sendiri adalah gabungan dua kata, bledug dan Kuwu. Kuwu adalah sebuah kota kecil di sebelah timur Purwodadi. Dari sebuah buku yang saya curi baca di Gramedia (lupa judulnya), konon Kuwu adalah tempat kelahiran Ken Dedes. Entah benar entah salah, saya nggak tahu.

Berikut ini empat foto yang saya temukan di website dari Belanda tersebut.


Anggota klub sejarah alam (natuurhistorische vereniging) mengunjungi pabrik garam di Kuwu.



Susunan bambu untuk penguapan air (untuk mendapatkan garam) di sebuah pabrik garam di Kuwu.


Anggota klub sejarah alam (natuurhistorische vereniging) sedang melihat air yang menyembul dari dalam tanah.


Anggota klub sejarah alam (natuurhistorische vereniging) di tempat sumber air asin yang memancar di Pertamina-nya kumpeni (NKPM: Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij) di Kunduran, perbatasan Purwodadi dan Blora.

sumber : http://sandalian.net/sejarah-keren Baca selengkapnya BEN JAYA Public Computer Service: Maret 2012